Selasa, 24 April 2012

KONSULTASI GIZI



Proses konseling gizi memiliki beberapa tahapan, antara lain pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring evaluasi. Setiap tahapan membutuhkan keterampilan konselor dalam berkomunikasi agar semua informasi dari klien dapat disampaikan dan konselor dapat menetapkan diagnosa gizi yang tepat. Kemampuan komunikasi yang baik dapat membantu tercapainya tujuan konseling gizi, yaitu merubah perilaku klien.
Konseling gizi bertujuan membantu klien mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta memberikan alternatif pemecahan masalah individu. Hubungan atau kedudukan klien dan konselor adalah sejajar atau horisontal. Informasi digali dengan keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta membangun percaya diri agar klien mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalahnya sendiri. Keterampilan komunikasi merupakan dasar dari keterampilan konselor dalam konseling gizi. Keterampilan komunikasi meliputi keterampilan mendengar dan mempelajari serta keterampilan membangun percaya diri dan dukungan. Konseling dapat dikatakan efektif apabila komunikasi dilakukan dua arah antara klien dengan konselor.
Beberapa hal yang termasuk dalam keterampilan mendengar dan memepelajari, yaitu komunkasi nonverba, mengajukan pertanyaan terbuka, menggunakan respon dan gerak tubuh yang menunjukan perhatian, mengatakan kembali apa yang dikatakan klien, berempati, dan hindari kata-kata yang menghakimi. Beberapa hal yang dapat membangun percaya diri klien adalah terima apa yang dipikirkan dan dirasakan klien, mengenali dan memuji apa yang klien kerjakan dengan benar, memberikan bantuan praktis, memberi sedikit informasi yang relevan, menggunakan bahasa yang sederhana, memberi saran, menilai pemahaman, dan rencana tindak lanjut.


Konselor yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu menjaga hubungan baik dengan klien sejak awal, mengenali kebutuhan klien, mampu menumbuhkan rasa nyaman pada klien, mendorong klien untuk memilih cara pemecahan masalah yang terbaik, memberikan informasi tentang sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang baik, memberi perhatian secara khusus, dan menjaga rahasia serta kepercayaan klien. Konseling gizi dapat dilakukan dimana saja asalkan tempat harus aman, nyaman, dan tenang. Waktu yang diperlukan dalam konseling gizi antara 30-60 menit. Keberhasilan konseling dapat tercapai dengan bantuan peran keluarga atau pendamping klien. Klien dapat terpantau oleh keluarganya agar tetap disiplin dalam pelaksanaan perubahan pola makan. Ada beberapa teori mengenai perubahan perilaku, yaitu:
1.   Laquatra dan Danish, menyatakan bahwa koseling terdiri dari dua tahap. Pertama adalah membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara konselor dengan klien. Tahap kedua membentuk strategi perubahan perilaku. Kedua tahapan tersebut didasari oleh kemampuan membangun komunikasi yang dilakukan oleh konselor.
2.   Pavlov, et all, menyatakan tiga model pembalajaran yang menjadi dasar perilaku konseling. Pertama, perubahan perilaku secara langsung dapat membentuk perilaku seseorang bila perubahan tersebut dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya. Kedua, meniru. Ketiga, konsep model lainnya yang tidak berdasar.
3.   Model Trasteoretikal, ada enam tahapan yang harus dilalui dalam perubahan.
Prekontempalsi, klien belum menyadari adanya permasalahan.
Kontemplasi, sudah timbul kesadaran akan adanya masalah.
Preparasi, tahap kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ketahap kontemplasi.
Aksi, klien mulai melakukan perubahan.
Pemeliharaan, perubahan perilaku yang telah dicapai memerlukan pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan. 
Relaps, terjadi kekambuhan sehingga proses perubahan perilaku perlu dilakukan dari awal lagi.

Senin, 23 April 2012

PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS


Patofisiologi Penyakit Osteoporosis

                  Menurut definisi, osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan oleh rendahnya massa tulang dan kemunduran struktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang. Apabila tidak dicegah atau bila tidak ditangani dengan baik, proses pengeroposan akan terus berlanjut sampai tulang menjadi patah dan penderitanya mengalami kesakitan dalam melakukan pergerakan anggota tubuhnya. Patah tulang ini umumnya akan terjadi pada tulang belakang, tulang panggul, dan pergelangan tangan. Bila patah terjadi pada tulang panggul, hampir selalu penanganannya melalui operasi atau pembedahan. Apabila tulang tidak bergeser, biasanya sambungan disangga dengan plat dan batang logam. Namun bila sambungan tulang bergeser, penggantian dengan sendi tiruan dapat dilakukan. Perggantian sendi tiruan memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar. Patah tulang panggul juga bisa membuat seseorang tidak mampu berjalan tanpa bantuan dan bisa menyebabkan kecacatan permanen. Patah pada tulang belakang dapat menyebabkan berkurangnya tinggi tubuh, rasa sakit pada tulang belakang yang parah, dan perubahan bentuk tubuh.


      Dalam keadaan normal, tulang dalam keadaan seimbang antara proses pembentukan dan penghancuran. Fungsi penghancuran (resorpsi) yang dilaksanakan oleh osteoklas, dan fungsi pembentukan yang dijalankan oleh osteoblas senantiasa berpasangan dengan baik. Fase yang satu akan merangsang terjadinya fase yang lain. Dengan demikian tulang akan beregenerasi. Keseimbangan kalsium, antara yang masuk dan keluar, juga memiliki peranan yang penting, bahkan merupakan faktor penentu utama untuk terjadinya osteoporosis adalah kadar kalsium yang masih terdapat pada tulang. Seseorang memiliki densitas tulang yang tinggi (tulang yang padat), mungkin tidak akan sampai menderita osteoporosis. Kehilangan kalsium tidak akan mencapai tingkat dimana terjadi osteoporosis. Lebih kurang 99% dari keseluruhan kalsium tubuh  berada di dalam tulang dan gigi. Apabila kadar kalsium darah turun di bawah normal, tubuh akan mengambilnya dari tulang untuk mengisinya lagi. Dengan bertambahnya usia, keseimbangan sistem mulai terganggu. Tulang kehilangan kalsium lebih cepat dibanding kemampuannya untuk mengisi kembali. Secara umum, osteoporosis terjadi saat fungsi penghancuran sel-sel tulang lebih dominan dibanding fungsi pembentukan sel-sel tulang, karena pola pembentukan dan resopsi tulang berbeda antar individu. Para ahli memperkirakan ada banyak faktor yang berperan mempengaruhi keseimbangan tersebut. Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari tulang.

          
          Proses pembentukan dan penimbunan sel-sel tulang mencapai  kepadatan maksimal berjalan paling efisien sampai umur mencapai 30 tahun, dengan bertambahnya usia, semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat. Dengan usia yang lanjut, jaringan tulang yang hilang semakin banyak. Penelitian memperlihatkan bahwa setalah mencapai usia 40 tahun, akan kehilangan tulang sebesar 0,5% setiap tahunnya. Pada wanita dalam masa pascamenopause, keseimbangan kalsium menjadi negatif dengan tingkat 2 kali lipat dibanding sebelum menopause. Faktor hormonal menjadi sebab mengapa wanita dalam masa pascamenopause mempunyai resiko lebih besar untuk menderita osteoporosis. Pada masa menopause, terjadi penurunan kadar hormon estrogen. Estrogen memang merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencegah hilangnya kalsium tulang. Selain itu, estrogen juga merangsang aktivitas osteoblas serta menghambat kerja hormon paratiroid dalam merangsang osteoklas.




ETIOLOGI OSTEOPOROSIS



Etiologi Osteoporosis


            Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Dengan bertambahnya usia, kerapuhan pada tulang dapat dialami oleh setiap orang. Menurut Febianus (2008) faktor risiko yang menyebabkan osteoporosis, diantaranya yaitu :
1.  Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.
2.  Usia
Dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
3.  Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum karena konsumsi kalsium wanita Asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
4.  Keturunan Penderita osteoporosis
Salah satu anggota keluarga adalah penderita osteoporosis, maka diperlukan perhatian yang lebih karena osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh, yang berarti dalam garis keluarga pasti mempunyai struktur genetik tulang yang sama.
         5. Gaya Hidup Kurang Baik
                 Konsumsi daging merah dan minuman bersoda.
             Minuman berkafein dan beralkol.
                 Malas Olahraga.
                 Merokok.
                 Kurang Kalsium
6.  Mengkonsumsi Obat
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Maka diperlukan konsultasi dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.
7.  Kurus
     Perawakan kurus memiliki bobot tubuh cenderung ringan. Padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat, karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna.


Tanda dan Gejala Osteoporosis

            Gejala Osteoporosis antara lain terdapat rasa sakit tidak menjalar (menyebar ke daerah lain), selain itu gejala osteoporosis ini diperparah oleh aktivitas berat pada daerah yang terkena tanda-tanda osteoporosis dan umumnya mulai mereda dalam satu minggu. Nyeri karena gejala osteoporosis ini dapat dirasakan lebih dari tiga bulan. Ciri-ciri osteoporosis pada umumnya terdapat pada perubahan fraktur pergelangan tangan, tulang belakang atau pinggul. Fraktur umumnya terjadi ketika penyakit ini sudah dalam tahap lanjut, di mana penipisan tulang yang parah dan kerusakan sudah terjadi. Pada tahap akhir, gejala osteoporosis dapat meliputi : Sakit punggung, nyeri tulang, Fraktur, Tinggi berkurang (akibat pembungkukan tulang), Postur bungkuk (kifosis) dan Sakit leher (semakin parah jika terjadi patah tulang belakang.